Bila kita ingat dan pahami benar apa arti dari surat"Ar Rahman " (Yang Maha Pemurah ), maka kita pasti akan selalu bersyukur kehadiratNya. Rasanya tidak bisa kita pungkiri bahwa jalan/ kemudahan itu selalu ada dari sang " Pencipta Jagadraya" ini. Apakah kita sebagai manusia tidak tahu akan hal itu ? Wuuuh keterlaluan kalau sampai begitu adanya.
Berbicara tentang kemudahan, pasti tidak akan sama mempersepsikanya, bisa saja seseorang bilang mudah sementara orang lain belum tentu. Begitulah perdebatan yang ada di permukaan .
Teringat akan peraturan yang mengatur keberadaan Pegawai Negeri Sipil, banyak cara orang menaggapinya tentu berbeda beda. Contohnya saja tentang penyesuaian Ijazah, sebagian besar Pegawai yang terlibat lansung dalam proses tersebut ada yang mensyukuri, tetapi tidak kurang/ banyak yang TIDAK MENSYUKURI hal tersebut.
Pertanyaanya dari mana dapat disimpulkan begitu ??
Pada Instansi Pembina PNS, dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah (BKD) diseluruh Indonesia, secara priodik melakukan Penyesuaian Ijazah bagi PNS yang memegang golongan I dan II, penyesuaianIjazah dari Gol I menjadi Golongan II atau Golongan II menjadi Gol III.
Tentunya dengan persyaratan Akademis dan persyaratan teknis lainya. Persoalan dilapangan mereka di uji selama 2-3 hari, dengan serba keterbatasan yang dimiliki tentu tidak sepadan dengan hasil yang akan di peroleh.
Peserta diwajibkan mengikuti ujian tertulis dan ujian wawancara. Bagi mereka yang pandai bersyukur atas kesempatan dan kemudahan ini tentu mempersiapkan diri dengan baik dan cermat. Sebaliknya ada yang asal asalan saja menjawabnya, Naah bukankah itu terkatagori Tidak Mensyukuri nikmat yang Allah berikan melalui fasilitas tersebut ??
Alasan klasik yang dilemparkan dari para peserta antara lain, badan kurang Fit lah, pusing kepala lah, waktu tak cukuplah, tempat ujian kurang nyamanlah dan sebagainya, bahkan ada yang berpenampilan sekenanya saja seperti rambut tak rapi, baju selebor, pakai sendal layaknya ke Plaza dan lain lain.
Pokoknya seenaknya dan penuh alasan yang dibuat sedemikian rupa. Aaachhh memang terlalu, sudah diberi kemudahan untuk tidak ikut kenaikan pangkat reguler masih juga banyak alasan. Padahal kalau lulus mereka dapat pemotongan waktu antara 8 sampai 12 tahun, kenapa tidak, setiap 1 kali kenaikan pangkat reguler itu harus dilalui 4 tahun kerja.
Bayangkan diberi kemudahan hanya ujian 2 hari saja untuk melampaui 8-12 tahun itu masih juga tidak pandai berterimakasih kepada sang " Pemurah " ???? Untuk kesempatan tersebut pada kelompok yang diwawancarai, saya ajak mereka untuk merenung kebesaran Allahu Rabbi, jangan mentang mentang sudah S1 maka otomatis harus dapat penyesuaian ijazah ? dan bisa berbuat semena menanya saja, woow tidak !!!!
Untuk itu mari kita gali potensi diri, tambah wawasan, buka komunikasi yang baik dengan semua pihak, tingkatkan kemamapuan dan hal lain yang positif. Selanjutnya jangan lupa bahwa keberadaan dan kerhasilan kita tersebut adalah akibat adanya andil besar dari instansi pembina juga dari keluarga, baik itu keluarga tersekat seperti Orangtua (Ayah, ibu dan atau mertua ), suami/isteri, anak anak dan keluarga terdekat lainya bahkan mungkin tetangga.
Jadi mari kita belajar untuk tidak munafik terhadap proses kehidupan ini, percaya atau tidak inilah bentuk kenyataan, dimana suatu kemudahan yang diberi sang "Pemurah" kepada saudara2ku yang ikut menjalani proses Penyesuaian Ijazah. Jangan sekali kali mengatakan keberhasilan itu akibat perjuangan kita sendiri, itu salah besar.
Bersyukur,bersyukur dan bersyukur itu yang perlu dicamkan dalam hati, kemudian diaplikasikan dalam tindakan sehari hari, maka lengkaplah nikmat yang kita rasakan.
Selamat kepada semua rekan rekan yang menikuti Penyesuaian Ijazah, semoga Allah meridhoi segala jerih payah n usaha yang dijalankan seluruh Peserta.
@=SUKSES SELALU=@
SYUKURI APA YANG ADA, ITULAH ANUGERAH
BalasHapus