Sabtu, 24 Oktober 2020

Permak or Renovasi or Pemanfaatan Ulang or apalah nama lainya

 

BismillahiRahmaniRahim, 

Permak, Ubah Suai, Tambal sulam, Renovasi, merombak, memfungsikan kembali atau apalah nama lainnya.

Permak, reparasi, ubahsuai, memperbaiki, renovasi, tambal sulam, merombak atau apalah namanya.. ini judul tanggal 24 Oktober 2020. Asyiiik juga, awalnya seperti biasa setelah usai shalat subuh, aktivitas mulai bergerak di depan komputer ngutak ngatik dan atau orat oret untuk melanjutkan tugas tang belum selesai atau memulai tugas baru. Biasanya setelah itu melanjutkan aktivitas di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi skala kecil untuk buah hati dan pendamping setia ku di rumah. Selang beberapa waktu lansung bergerak kehalaman belakang sambil mengerak geraknan anggota badan sedikit. Memperhatikan beberapa pekerjaan dari tenaga bantu yang belum selesai kemaren sore, seperti kerja  merehap dapur yang memang belum siap, karna kerja nya bertahap. Disalah satu sudut halaman belakang masih terletak modul untuk Hidryoponik yang baru mau di rapihan oleh rekankerja.  


Sambil menunggu adek yang membantu dan rekan kerja memulai pekerjaannya masing masing, saya pun bermain bulu tangkis bersama putri kecilku Intan Humairoh Ahemsa ala rumahan seadanya,. Iyaaa seadanya sesuai kemapuan dan ruang gerak di halaman belakang yang memungkinkan untuk kami bercengkrama melalui permain yang satu ini.  Saya bermain dengan Intan kecilku ini yang kini sudah tumbiuh mulai remaja Kelas VII di salah satu Sekolah menengah pertama yang berada di kota Pekanbaru-Riau. Kami bercengkrama, berteriak kecil, saling mentertawakan cara bermain yang sudah tidak pernah dimainkan lebih 10 tahun permainan itu adalah “bulu tangkis/ badminton”.   Kembali ke dialog kita tentang bekerja mempernbaiki, biasa mulai dengan pekerjaan rutin namun sudah punya konsep untuk mengerjakan apa saja hari ini. Sebut saja adik kami yang berdomili agak jauh dari kami yang bernama Ida dan suaminya bernama Ibas  sudah datang lebih awal, karena memang sudah di infokan untuk membantu beberapa pekerjaan.  

 Kemudian mereka memulai pekerjaan setetah mendapatkan penjelasan dari saya, bahwa hari ini kita akan melakukan beberapa kegiatan antara lain membersihkan tumpukan barang yang masih belum tertata. Kebiasan mengerjakan pekerjaan rapi-rapi itu adalah kepiawaian mereka. Selang beberapa menit datang tukang yang akan merenovasi dapur kecil, sambil melihat apa yang dikerjakannya kita pun bersepakat bahwa untuk daerah-daerah tertentu di renovasi sesuai dengan ukuran yang ada artinya kita tidak memaksakan ukuran yang menyulitkan untuk bekerja, namun menyesuaikan saja atau ruang yang memungkinkan untuk di ubah sesuai. 

Nah disini sudah mulai terlintas dibenakku bahwa barang yang sudah jadi dirombak menjadi lebih berfungsi dan sesuai kehendak yang akan menggunakan ruang tersebut. Semisalnya mempelebar tempat mencuci piring, meninggikan sedikit tempat kompor, memepermudah tempat jangkauan jemuran, merendahkan sedikit tempat mencuci baju dan beberapa hal lainya. Perbincangan dan diskusi terjadi antara aku dan tenaga bentu merenovasiatau merehap dapur, sebut saja namanya Bayu. Pekerjaan merehab ini lebih memakan waktu kak, katanya, karna harus di bongkar dulu kemudian diukur , kemudian disesuaikan.  Iya ya jawabku, karna barang sudah jadi, yaaa pelan pelan ajalah kataku menimpal jawabannya. 

Menurut bayu sebenarnya kalau merenovasi, merehap, merubah suai atau apalah istilah lainya yang penting tidak senudah membuat baru.   Katanya, jika kita membuat bangunan baru, dari awal sudah ada perencanaan yang didiskusikan sebelum melaksankan. Tapi terkadang tidak semua reahab atau permak atau tambal sulam itu berat semua… ada juga yang mudah , tergantung daerah mana dan funngsi nya apa yang ingin dicapai. 

Beralih pada upaya merapikan modul Hydroponik yang sudah mangkrak hampir 2 tahun. Sekarang maudiaktifkan lagi, kelengkapan sudah berkurang jumlah dan fungsinya ( hilang, patah, rusak, berkarat, rapuh dll). Rekan kerja yang membantu memfunfungsikan kembali Modul Hidroponik yang mangkrak itu mulai memperhatikan , meng ancang ancang dimana posisi yang lebih tepat. Memlih posisi yang tepat agar mendapatkan sinar matahri yang cukup seseuai ketentuan. Selanjutnya membersihkan paralon sebagai wadah tempat bibit tanaman sayuran yang akan tanam. Bidik punya bidik sambil memperbaiki atap modul itu, rekan kerja tersebut sebut saja namanya Emi  mulai mengganjal beberapa dudut untuk mendapatkan keseimbangan dan kerataan air. Mencari kerataan posisi modul saja memerlukan ke seriusan agar jangan terjadi ketimpangan dan kemiringan , agar air yang dialirkan sesuai , artinya tidak terlalu kencang dan tidak terlalu lambat. Memang pertu lketelitian dan ketenagna, tidak bisa gegabah, keketasn tempat kerangka modul berpijak pun harus benar benar keras sebagai lantai kaki modul itu.


Untuk mengeset sampai betul betul terletak dengan kokoh  2 buah modul ukuran 1,5 -2 meter tesebut, menghabis kan waktu cukup lama dari pkl 08.30 sampi pkl 17.00  WIB, dipotong waktu dengan Isoma. Alhamdulillah sdr. Emi tetap semangat dan teliti serta tekun memperbaiki modul tersebut. Walaupun keringat mengucur dibadan nya demi memanfaatkan barang yang ada agar tidak mubasir. Dia berusaha menggunakan barang yang ada dulu, mensirtir barang barang yang mungkuin di manfaatkan. Sehingga tersirat betapa sulitnya mengerjakan barang yang sudah jadi ketimbang mebuat baru. 

Dari pekerjaan dua hal yang berbeda bentuk kerjanya dan fungsinya serta output pekerjaan yang berbeda ini, dapat dipetik dan tersirat bahwa merenovasi, merombak, mengubah posisisi melelui cara memperbaiki barang yang sudah jadi itu tidak semudah membuatbaru. Intinya merenovasi barang yang sudah ada, memeprmak agar sesuai peruntukan atau apalah namanya, memerliukan energi yang bukan asal asal, agar hasilnya optimal dan bukan kaleng kaleng.  

Seperti kata almarhum emakku semasa beliau hidup,”membuat baju baru itu lebih baik, dibanding mengubahnya.yang sudah siap” 


Tiada Hari Tanpa Belajar”

“Salam Cerdas Untuk Kita Semua”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar